MENGENAL DAN MEMAHAMI DISLEKSIA
Wednesday, March 13, 2019
Add Comment
Banyak cara mencapai keberhasilan,
pendidikan salah satu caranya. Melalui
pendidikan akan tercipta manusia yang berkualitas dan mempunyai intelektual,
yang dapat digunakan untuk mencapai keberhasilan hidup.
Tidak ada batasan bagi
seseorang untuk memperoleh pendidikan, dan usia anak – anak adalah waktu yang
paling tepat untuk belajar. Membaca, menulis dan mengeja merupakan dasar untuk
mengenal hal lain dalam pendidikan, namun sebagai orang tua kita mungkin
dihadapkan pada situasi bahwa, anak kita mengalami kesulitan untuk
membaca,menulis atau mengeja.
Kondisi ini sering dipersepsikan sebagai bentuk
kemalasan buah hati, dan mungkin saja memunculkan amarah orang tua.Sebagai orang tua diharapkan melihat
kemungkinan lain, dari kesulitan belajar anak kita, dan bisa jadi anak mengalami
disleksia. Disleksia adalah kesulitan proses belajar membaca. Membaca membuat
buah hati memahami suatu hal, menambah perbendaharaan bahasa, menulis dan membuat imajinasinya berkembang.
Anak yang mengalami disleksia kesulitan
menelaah kata - kata yang diucapkan,
mengubah bentuk huruf dan kalimat atau sebaliknya. Disleksia belum ditemukan
penyembuhan hingga saat ini, namun sebagian besar anak – anak disleksia mampu belajar dan
lulus dengan baik melaui bantuan program belajar khusus, dan tentunya dukungan
moral orang tua sebagai point terpenting.
PENYEBAB
DISLEKSIA
Disleksia
bisa disebabkan oleh faktor genetik dan cedera. Faktor genetik karena adanya
cacat pada gen DCD2 dimana cerebrum
yang merupakan bagian otak yang mengatur kegiatan berpikir dan bergerak tidak
berfungsi dengan baik dan diturunkan dari generasi sebelumnya.Faktor cedera
biasanya dialami setelah dilahirkan, seperti cedera otak.Anak yang menderita disleksia kesulitan
menggunakan otak bagian kiri, dimana bagian tersebut mengatur kemampuan mengeja
dan membaca.Penglihatan anak disleksia normal, akan tetapi butuh waktu lebih
lama untuk memahami apa yang dipelajari, dibandingkan anak yang normal.
JENIS
– JENIS DISLEKSIA
1. Primary Dyslexia ( Disleksia Primer). Disleksia ini sering
dihubungkan dengan faktor keturunan.Gejalahnya terjadi sejak usia dini,lalu berlanjut
dan menetap hingga usia dewasa.Pada umumnya penderita disleksia jenis ini,
terjadi pada kaum pria.
2. Secondary Dyslexia ( Disleksia Sekunder ). Disleksia ini terjadi
pada anak yang menderita cedera otak.Kerusakan otak membuat anak mengalami
gangguan membaca, hingga beranjak dewasa. Disleksia ini tidak diturunkan dari
generasi sebelumnya, namun lebih dikarenakan gangguan saat proses kehamilan, kelahiran
atau benturan saat masih bayi.
3. Traumatic
Dyslexia ( Disleksia Traumatis ). Disleksia ini terjadi pada
orang dewasa. Penyebabnya karena benturan keras atau penyakit seperti stroke. Cedera pada otak menyebabkan
fungsi bahasa menjadi terganggu, dan sering kehilangan kemampuan untuk membaca.
GEJALAH DISLEKSIA
Gejalah
disleksia bervariasi, tergantung usia dan bisa muncul pada usia 1 – 2 tahun
atau setelah usia dewasa. Pada usia sekolah, ketika anak mulai belajar membaca
maka gejalah disleksia dapat dikenali. Adapun gejalah – gejalahnya sebagai
berikut :
1. Lamban
berbicara dibandingkan anak seusianya
2. Sulit
membaca, mengeja, menulis dan berhitung
3. Sulit
mengucapkan kata yang tidak umum
4. Lamban
belajar nama dan bunyi abjad – abjad
5. Kesulitan
mengingat warna, huruf dan angka
6. Lamban
mengerjakan tugas membaca dan menulis
7. Acap
kali keliru menyebutkan nama atau kata
DIAGNOSA
DISLEKSIA
Ketika orang tua
melihat adanya gejalah – gejalah disleksia, hendaknya segera membawa ke tenaga
profesional dalam hal ini dokter atau psikolog untuk mendapatkan bantuan profesional. Kedua
tenaga profesional tersebut akan memberikan bantuan dengan terlebih dahulu
mempertimbangkan faktor – faktor:
1. Riwayat
kesehatan, perkembangan dan pendidikan anak
Akan terjadi wawancara
antara dokter dan orang tua. Orang tua akan ditanyai apakah sebelumnya ada
anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan belajar.
2. Pemeriksaan
saraf
Dokter akan melakukan
pemeriksaan saraf guna memastikan apakah disleksia terkait gangguan fungsi saraf
otak, mata atau pendengaran.
3. Tes
psikologi
Tes psikologi diberikan
oleh psikolog untuk memahami kondisi kejiwaan anak
4. Mengisi
angket
Psikolog akan
memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk lembaran angket yang harus diisi
anggota keluarga dan guru di sekolah.
JALAN KELUAR
Disleksia bukan
akhir dari segalanya.Leonardo da Vici dan Alexander Graham Bell merupakan dua
tokoh yang menunjukan tanda – tanda disleksia, namun mereka tetap bisa
menghasilkan karya besar, bagi diri mereka dan orang banyak. Solusi bagi orang
tua yang mempunyai anak disleksia adalah :
1. Bergabung
dalam komunitas
Orang tua yang memiliki
anak disleksia cenderung putus asa dan kemungkinan menutup diri. Bergabunglah
dengan komunitas orang tua yang memiliki anak disleksia, yang bisa ditemui di
media sosial, agar dapat memperoleh banyak informasi, dan yang terpenting
memiliki sarana untuk berbagi.
2. Berdaptasi
dengan kondisinya
Anak disleksia kesulitan
belajar seperti anak normal pada umumnya.Jika dimungkinkan anak bisa diberikan
pelajaran menggunakan sistem home
schooling. Pembelajaran pada anak yang mengalami disleksia difokuskan pada
kemampuan anak untuk mendengar, melihat juga merasakan. Selain itu dapat diberikan
les privat, oleh lembaga atau yayasan untuk membantu anak belajar membaca.
3. Berikan
motivasi agar anak terus membaca
Orang tua harus menjadi
pihak pertama yang terjun langsung untuk membantu anak yang disleksia. Sediakan
waktu luang untuk mengajari anak membaca. Pilih bacaan yang disukai anak, ajarkan
anak untuk membaca dengan suara yang lantang, dan bermain tebak kata setelah
selesai membaca bersama.
Semoga informasi
ini berguna bagi orang tua yang memiliki anak – anak yang mengalami disleksia.Yakinlah bahwa mereka yang mengalami disleksia bisa berguna bagi diri sendiri
dan orang lain.
0 Response to "MENGENAL DAN MEMAHAMI DISLEKSIA"
Post a Comment