Renungan Psikologi:Memandang Kerusuhan 22 Mei 2019 Dari Sudut Pandang Psikologi
Thursday, May 23, 2019
Add Comment
Menyaksikan demonstrasi yang berujung kerusuhan, secara psikologis akan membuat seseorang menjadi cemas dan tegang.Suara teriakan, situasi mencekam, foto dan vidio penuh darah yang bisa saja sengaja atau tidak sengaja tersebar dapat membuat seseorang menjadi tidak nyaman. Bagaimana dengan individu - individu yang telah terdiagnosa mengalami gangguan cemas dan panik?.Sudah dapat dipastikan bahwa kondisi psikisnya akan semakin buruk.Kecemasan bahkan dapat melanda setiap orang, pasca menyaksikan tayangan kerusuhan yang diberitakan oleh media. Solusi agar tidak larut dalam emosi dapat dilakukan dengan cara membatasi diri untuk tidak terus menerus menyaksikan tayangan - tayangan terkait kerusuhan.Harapannya dengan membatasi diri maka, seseorang tidak mudah menunjukan reaksi untuk percaya atas informasi yang diperolehnya, sehingga tidak mudah tersulut emosi.
Kejadian ditanggal 22 Mei 2019 mungkin saja merupakan "orkes sakit hati" yang berujung kerusuhan, dimana meninggalkan dampak - dampak yang mungkin tidak kita harapkan. Fasilitas kepolisian yang rusak dan terbakar, aktivitas ekonomi yang tersendat, rupiah melemah,korban luka dan tewas serta citra kita didunia internasional yang bakal tergerus. Itu mungkin sedikit hal yang bisa ditaksir dari kacamata penulis yang jauh dari situasi ditanggal itu.Sampaikan aspirasi, namun aturan yang berlaku harus ditaati. Kita sedang membuat sejarah, dan tentunya tidak ingin dikenang oleh anak cucu kita sebagai perusuh.Semoga tulisan ini dapat berguna bagi para pembaca.
0 Response to "Renungan Psikologi:Memandang Kerusuhan 22 Mei 2019 Dari Sudut Pandang Psikologi"
Post a Comment