Renungan Psikologi:Memandang Kerusuhan 22 Mei 2019 Dari Sudut Pandang Psikologi

 
Demonstrasi
   Tanggal 22 Mei 2019 di negeri ini, dari pagi sampai malam hari hampir semua media mempertontonkan berita tentang demonstrasi berujung kerusuhan. Dari kota kecil di wilayah Flores NTT, penulis berusaha tidak melewatkan berita seputar kejadian di tanggal itu.Apa yang kita harapkan agar berlangsung damai aksi tersebut, pada akhirnya tidak sesuai kenyataan. Menjelang matahari kembali keperaduannya, masa mulai bertindak anarkis.Bapak Kapolri Tito Karnavian menyatakan bahwa masa yang melakukan perusuhan, bebeda dengan masa yang ada di Bawaslu.Bagi penulis, yang kebetulan berdomisili di kota kecil, tentunya merasa prihatin dengan apa yang terjadi.Doa tiada henti  dipanjatkan agar semua tokoh bangsa ini yang telah berusaha sekuat tenaga,pikiran dan waktu untuk menjaga kedaulatan bangsa ini diberkati atas usaha yang mereka lakukan.
    Menyaksikan demonstrasi yang berujung kerusuhan, secara psikologis akan membuat seseorang menjadi cemas dan tegang.Suara teriakan, situasi mencekam, foto dan vidio penuh darah yang bisa saja sengaja atau tidak sengaja tersebar dapat membuat seseorang menjadi tidak nyaman. Bagaimana dengan individu - individu yang telah terdiagnosa mengalami gangguan cemas dan panik?.Sudah dapat dipastikan bahwa kondisi psikisnya akan semakin buruk.Kecemasan bahkan dapat melanda setiap orang, pasca menyaksikan tayangan kerusuhan yang diberitakan oleh media. Solusi agar  tidak larut dalam emosi dapat dilakukan dengan cara membatasi diri untuk tidak terus menerus  menyaksikan tayangan - tayangan terkait kerusuhan.Harapannya dengan membatasi diri maka, seseorang tidak mudah menunjukan reaksi untuk percaya atas informasi yang diperolehnya, sehingga tidak mudah tersulut emosi.
   Kejadian ditanggal 22 Mei 2019 mungkin saja merupakan "orkes sakit hati" yang berujung kerusuhan, dimana meninggalkan dampak - dampak yang mungkin tidak kita harapkan. Fasilitas kepolisian yang rusak dan terbakar, aktivitas ekonomi yang tersendat, rupiah melemah,korban luka dan tewas serta citra kita didunia internasional yang bakal tergerus. Itu mungkin sedikit hal yang bisa ditaksir dari kacamata penulis yang jauh dari situasi ditanggal itu.Sampaikan aspirasi, namun aturan yang berlaku harus  ditaati. Kita sedang membuat sejarah, dan tentunya tidak ingin dikenang oleh anak cucu kita sebagai perusuh.Semoga tulisan ini dapat berguna bagi para pembaca.

0 Response to "Renungan Psikologi:Memandang Kerusuhan 22 Mei 2019 Dari Sudut Pandang Psikologi"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel