Fenomena Kecanduan Game PUBG Dan Solusi Psikologi
Friday, March 22, 2019
Add Comment
Player
Unknown's Battlegrounds (PUBG) merupakan game yang
telah mencapai kepopuleran dikalangan para gamer.
Perbincangan seputar permainan ini telah menyita perhatian berbagai kalangan masyarakat di beberapa negara.
Perbincangan seputar permainan ini telah menyita perhatian berbagai kalangan masyarakat di beberapa negara.
Otoritas negara India telah mengecam PUBG dengan alasan bahwa game ini telah membawa nilai
negatif seperti kebencian, balas dendam dan kekerasan.
Gujarat merupakan negara bagian pertama di India yang telah melarang game PUBG dimainkan di sekolah - sekolah.
Gujarat merupakan negara bagian pertama di India yang telah melarang game PUBG dimainkan di sekolah - sekolah.
Fenomena Kecanduan Game PUBG
Seorang
pelajar di kota Alexandria di negara Mesir berusia 16 tahun menikam seorang
guru wanita hingga tewas.
Kejadian ini berlangsung ketika siswa tersebut sedang mengikuti les privat dan menurut pengakuan siswa tersebut dirinya meniru karakter - karakter dalam PUBG yang sering dirinya mainkan.
Kejadian ini berlangsung ketika siswa tersebut sedang mengikuti les privat dan menurut pengakuan siswa tersebut dirinya meniru karakter - karakter dalam PUBG yang sering dirinya mainkan.
Perusahaan bernama Tencent di China yang
merupakan pengembang game PUBG mobile telah
mengembangkan fitur digital
lock yang memungkinkan
orang tua di negeri tirai bambu itu memiliki kontrol untuk mengizinkan anak -
anaknya bermain game atau tidak, khususnya pada buah hati mereka yang berada di
bawah usia 13 tahun.
World Health Organization (WHO) merupakan satu badan PBB yang
bertindak sebagai koordinator kesehatan umum internasional menyebutkan bahwa
kecanduan game sebagai kondisi kesehatan mental terbaru.
Lebih
lanjut ditegaskan oleh WHO kecanduan game sebagai gangguan mental yang dapat ditemukan dalam international
classification of diseases edisi ke 11 yang diterbitkan pada 18 Juni
2018.
Menurut WHO diperlukan kesadaran bagi setiap orang yang bermain game, bahwa kecanduan game merupakan kondisi aktual.
Menurut WHO diperlukan kesadaran bagi setiap orang yang bermain game, bahwa kecanduan game merupakan kondisi aktual.
International Classification Of
Diseases (ICD) edisi ke 11 merupakan revisi dari ICD 10 yang
terbit tahun 1990. Lebih lanjut dalam ICD 11 dijelaskan ciri - ciri
kecanduan game adalah
pola perilaku bermain game terdiri atas 3 point yaitu
- Ketidak mampuan individu untuk mengendalikan keinginan bermain game
- Mengutamakan bermain game dari pada minat pada kegiatan lain.
- Individu merasa tidak bisa berhenti bermain game, meski dampak negatif jelas terlihat
Terapi Psikologi Membantu Pecandu Game
Seorang gamer PUBG yang mampu mengendalikan perilakunya untuk tidak berlama - lama asik dengan game, memiliki kesempatan untuk tidak kecanduan game.
Hal itu dapat diwujud nyatakan lewat usaha membatasi diri untuk tidak terpapar konten negatif game PUBG dalam kurun waktu yang panjang.
Hal itu dapat diwujud nyatakan lewat usaha membatasi diri untuk tidak terpapar konten negatif game PUBG dalam kurun waktu yang panjang.
Solusi lain berupa terapi - terapi yang mampu membantu pecandu game PUBG, antara lain
- Terapi Kognitif Perilaku. Pada terapi ini, pecandu game PUBG akan diajak berbagi pikiran, mengenali permasalahan dari akibat bermain game PUBG dan membantu mencari jalan keluar berdasarkan masalah yang dialami.
- Terapi Wilderness. Terapi ini akan mengajak individu yang kecanduan game PUBG untuk menghabiskan waktu ditempat yang bebas dari sumber gangguan dan menjauhkan mereka dari alat - alat yang memungkinkannya mengakses game PUBG
- Terapi Rehabilitasi. Terapi ini menekan rawat inap,dimana akan disertakan konseling kelompok maupun individu dengan suasana yang nyaman dengan harapan individu yang kecanduan game PUBG akan termotivasi menghilangkan kecanduannya.
Baca Juga : Renungan Psikologi : Sindiran Terhadap Kondisi Sosial Lingkungan Kita Dari Kisah Dr William C Minor Di Film The Professor And Madman
0 Response to "Fenomena Kecanduan Game PUBG Dan Solusi Psikologi"
Post a Comment